Pengertian Ladder Diagram serta Kelebihan dan Kekurangannya

Kategori: 

Ladder Diagram atau Ladder Logic adalah bahasa dan logika pemrograman yang paling banyak digunakan dalam PLC (Programmable Logic Controller). Dalam dunia sistem otomasi, bahasa pemrograman ini menjadi salah satu yang wajib dipelajari oleh tiap teknisi, khususnya yang bertugas di bagian IT, teknisi dan maintenance.

Mirip dengan bahasa pemrograman lainnya, Ladder Diagram juga terdiri dari input dan output. Input-nya berupa kode binary, sedangkan output-nya berupa eksekusi yang diinstruksikan dalam rangkaian kode.

Mempelajari bahasa pemrograman ini membutuhkan waktu yang cukup lama. Tapi sebagai perkenalan, kita akan membahas dasar-dasar dari Ladder Diagram dan apa saja kelebihan serta kekurangannya.

Pengertian Ladder Diagram serta Kelebihan dan Kekurangannya

Apa Itu Ladder Diagram?

Dikutip dari Wikipedia, Ladder Diagram awalnya merupakan sebuah logika yang ditulis sebagai konstruksi relay racks yang digunakan dalam dunia manufaktur dan process control. Kini, sistem logika tersebut berkembang menjadi bahasa pemrograman yang tersambung dengan relay logic.

Seperti yang sudah dikatakan, bahasa ini banyak digunakan untuk Programmable Logic Board dari jaman dulu. Bahkan Ladder Logic dianggap sebagai salah satu bahasa pemrograman tertua yang masih digunakan sampai saat ini.

Fungsi utama dari bahasa ini adalah untuk mengontrol dan memonitor tiap relay menggunakan simbol dan diagram grafik tertentu.

Kini, Ladder Diagram memiliki fungsi yang lebih fleksibel, misalnya:

  • Sistem perhitungan otomatis
  • Sistem timer
  • Sistem counter
  • Proportional–Integral–Derivative controller

Kenapa Harus Pakai Ladder Diagram?

Sebenarnya Ladder Logic bukan satu-satunya bahasa pemrograman yang bisa digunakan dalam Programmable Logic Controller. Ada beberapa bahasa lain seperti Structured Text, Sequential Function Charts, Function Block Diagram, dan Instruction List.

Tapi berdasarkan situs PanelShop, ada beberapa alasan kenapa bahasa ini masih terus digunakan sampai saat ini, yaitu:

  • Mudah ketika harus debugging
  • Intuitif
  • Self-documentation
  • Stylistic

Mari kita bahas lebih jelas lagi tiap kelebihan bahasa ini.

Easy Debugging

Proses debugging dalam semua jenis bahasa pemrograman kadang memakan waktu yang sangat panjang dan tidak pernah bisa sempurna. Apalagi jika menyangkut PLC, yang harus diperhitungkan bukan hanya eksekusi pergerakannya dan timing, tapi juga ruang yang dibutuhkan.

Untungnya Ladder Logic memiliki tools khusus yang bisa memproyeksikan output kode menggunakan animasi power flow. Sehingga bila masih ada bug yang perlu diperbaiki, bisa langsung terlihat lewat animasi.

Intuitif

Adanya animasi power flow tadi menjadi salah satu aspek yang membuat bahasa pemrograman terlihat lebih intuitif. Tapi bukan hanya itu, Ladder Logic juga bisa membuat proses coding lebih intuitif lagi dengan representasi langsung dari tiap circuit yang sedang diprogram.

Hal ini juga membuat proses coding lebih mudah karena Anda bisa melihat input dan output dari setiap circuit di Programmable Logic Controller sejak masih dalam program di komputer.

Self-documentation

Selanjutnya, Ladder Diagram adalah jenis bahasa pemrograman yang bersifat self-documentation. Sehingga ketika Anda menulis kode perintah, maka Anda juga bisa menulis desain juga secara bersamaan.

Hal ini membuat penulisan kode memakan waktu lebih cepat daripada menggunakan bahasa lainnya.

Stylistic

Dan yang terakhir, Ladder Logic bisa ditulis menggunakan style yang Anda suka. Satu perintah bisa ditulis dengan berbagai macam cara dan tetap menghasilkan input serta output yang serupa.

Sifat bahasa yang stylistic sebenarnya bisa memberikan keuntungan dan kerugian. Di satu sisi, tim IT bisa mempelajari dan menulis kode sesuai dengan yang mereka kuasai. Tapi di sisi lain, tim IT pengganti atau yang akan me-maintenance di masa depan juga harus paham dengan style penulisan kode yang sama.

Apa Saja Kekurangan Ladder Logic?

Apa Saja Kekurangan Ladder Logic?

Layaknya semua jenis bahasa pemrograman lainnya, Ladder Diagram tetap memiliki beberapa kekurangan. Salah satunya:

  • Sulit dalam mengelompokan data structure
  • Tidak ada code & logic encapsulation
  • Hanya bisa menggunakan kombinasi aritmatika sederhana
  • Execution Control lebih terbatas

Mari kita bahas lebih dalam tiap kekurangan dari bahasa pemrograman berikut ini.

Sulit dalam Mengelompokan Data Structure

Mengelompokan dan memproteksi data structure sangat penting apabila sedang menulis rangkaian kode yang panjang. Sebab bisa saja salah satu baris ada yang ter-edit secara tidak sengaja dan menyebabkan semua rangkaian kode jadi kacau.

Inilah salah satu kekurangan dari Ladder Logic.

Tidak adanya fitur data structure grouping membuat menulis, meng-edit, hingga debugging harus dilakukan dengan ekstra hati-hati.

Code & Logic Encapsulation

Logic encapsulation adalah fitur dimana rangkaian kode bisa dijadikan satu bundle atau class. Fitur ini ditemukan di hampir semua jenis bahasa pemrograman dan membuat proses merangkai kode jadi lebih cepat.

Sayangnya Ladder Logic juga tidak punya fitur ini. Sehingga semua kode, bahkan yang sangat panjang sekalipun, harus ditulis berulang-ulang secara manual.

Kekurangan ini membuat kemungkinan terdapat bug hanya karena salah ketik jadi semakin besar.

Hanya Bisa Menggunakan Kombinasi Aritmatika Sederhana

Ada beberapa bahasa pemrograman untuk PLC yang bisa menjalankan operasi aritmatika super rumit untuk sistem otomasi berskala besar.

Tetapi, merangkai kode seperti itu tidak bisa dilakukan dengan Ladder Diagram. Sebab bahasa ini menyimpan semua rangkaian kode di lokasi memory. Sehingga operasi aritmatika dengan variabel yang besar dan rumit akan membuat program jadi sulit untuk digunakan.

Execution Control Lebih Terbatas

Dan yang terakhir, bahasa pemrograman ini memiliki kontrol eksekusi yang lebih terbatas.

Timing eksekusi ditentukan dalam seberapa cepat PLC bisa memindai sensor sebelum langsung mengeksekusinya. Dan jika ingin switch ke diagram yang lain, maka dibutuhkan instruksi tambahan, yang mana membuat kerja program jadi lebih lambat.

Itulah mengapa Ladder Logic lebih cocok digunakan untuk mesin yang beroperasi secara statis dan berulang-ulang, bukan mesin yang harus bekerja dengan timing tertentu seperti mesin yang menggunakan proportional integral derivative controller.

Kapan Harus Menggunakan Ladder Diagram?

Jadi sekarang Anda sudah tahu apa saja kelebihan dan kekurangan bahasa pemrograman ini. Lalu, kapan harus menggunakannya?

Ladder Logic lebih cocok digunakan untuk mesin atau kontrol yang hanya membutuhkan angka binary untuk menyelesaikan tugasnya. Jika memang harus mengeksekusi tugas yang lebih kompleks, ada baiknya menyiapkan beberapa PLC dan membagi satu tugas rumit ke beberapa perintah sederhana dalam tiap PLC.

Hal tersebut bisa mengurangi kemungkinan malfunction dan menghasilkan hal-hal yang tidak diinginkan.

Pada dasarnya, bahasa pemrograman ini memang dikembangkan untuk mesin yang kemampuannya lebih sederhana berpuluh-puluh tahun yang lalu. Misalnya untuk timer, atau penghitung otomatis yang jumlah variabelnya tidak begitu banyak.

Jika Anda ingin membangun sendiri sistem otomasi menggunakan bahasa Ladder Diagram, Laskar Otomasi sebagai solusi otomasi siap membantu mewujudkannya. Bukan hanya itu, Anda juga bisa mendapatkan suplai komponen dan seluruh bahan yang dibutuhkan untuk membuat mesin dengan sistem otomasi tersebut di tempat yang sama. Oleh karena itu, segera cek website resminya untuk cari tahu lebih dalam mengenai Ladder Diagram dan sistem otomasi.

Baca juga: Jenis-jenis PLC Berdasarkan Tipe, Output, dan Ukurannya

Open chat