Kelebihan dan Kekurangan Distributed Control System

Kategori: 

Belakangan ini, penggunaan Distributed Control System atau DCS semakin banyak digunakan. Beberapa pabrik, industri, dan manufaktur yang dilengkapi sistem automasi skala besar sudah menggunakan DCS. Sedangkan di luar negeri, hampir semua manufaktur sudah beralih ke sistem ini.

Banyak orang menganggap DCS adalah pengganti dari PLC, dengan skala kontrol yang lebih besar, interface yang lebih mudah dimengerti, dan sistem yang seluruhnya sudah dikomputerisasi.

Kelebihan dan Kekurangan Distributed Control System

Beralih dari PLC ke DCS memang bukan hal yang mudah. Selain membutuhkan banyak modal, diperlukan waktu pemasangan, adjusting, dan pelatihan bagi tim kalau memang belum terbiasa mengoperasikan dengan Distributed Control System.

Oleh karena itu sebagai langkah awal beralih dari PLC ke DCS, mari pelajari dulu apa itu Distributed Control System dalam artikel berikut ini.

Apa itu Distributed Control System?

Berdasarkan Wikipedia, DCS atau Distributed Control System adalah sebuah sistem kontrol yang sudah dikomputerisasi. Artinya, data perintah sekarang akan dimasukan ke dalam satu komputer yang biasanya dipasang dekat process plant.

Cara kerja DCS ini sangat mirip dengan System SCADA dan Programmable Logic Controller alias PLC. Tapi kita akan membahas lebih detail mengenai perbedaannya nanti.

Sedangkan DCS sendiri, beberapa control loops akan digabungkan ke dalam satu control system. Sehingga nantinya tidak ada central operator supervisory control, tapi semua control loops akan diatur secara remote melalui satu system.

Kebanyakan penggunaan DCS biasanya ditemukan di manufaktur atau pabrik dengan tingkat produksi tinggi, sistem automasi skala besar, dan menggunakan mesin yang relatif prodksi baru dan lebih modern.

Apa Perbedaan Programmable Logic Controller (PLC) dengan Distributed Control System (DCS)?

Sejak jaman dulu, Programmable Logic Controller memang menjadi primadona yang digunakan oleh semua manufaktur di dunia. Sedangkan DCS lebih banyak digunakan sebagai system control di industri seperti minyak, gas, dan tambang.

Namun ini, penggunaan system control DCS di industri selain tambang dan minyak menjadi lebih umum. Sebab DCS mampu mengontrol lebih banyak mesin dalam satu sistem, baik dengan control loop yang terpisah maupun yang sama.

Dalam satu pabrik, biasanya hanya ada beberapa DCS saja. Bahkan kadang satu pabrik hanya perlu satu DCS, sebab semua mesin sudah bisa dikontrol oleh satu Distributed Control System.

Sedangkan dengan PLC, jumlah mesin yang bisa dikontrol lebih sedikit. Sehingga satu PLC harus dipasang untuk tiap satu mesin sistem otomasi dalam jarak yang relatif lebih dekat. Hal ini memang membuat respon dan processing jadi lebih cepat, karena posisi sistem kontrol ada di dekat mesin, tapi artinya Anda juga harus menyediakan banyak PLC jika punya banyak mesin.

Itulah mengapa, beberapa pabrik di dalam negeri masih banyak yang mempertahankan penggunaan PLC, khususnya pabrik yang masih baru dengan tingkat produksi lebih rendah.

Baca juga: Apa Itu Monitoring System dan Manfaatnya Bagi Perusahaan

Kekurangan Penggunaan DCS

DCS memang bisa menangani banyak mesin yang beroperasi secara dinamis, melakukan banyak gerakan, dan posisi yang menyebar dengan jarak yang berjauhan. Tapi berdasarkan situs Engineers Community, tetap akan ada kekurangan yang Anda rasakan, misalnya:

  1. Error pada satu mesin akan memengaruhi mesin yang lain
  2. Perlu pelatihan khusus agar operator bisa mengontrol DCS dengan benar

1. Error pada Satu Mesin akan Memengaruhi Mesin yang Lain

Karena Distributed Control System bekerja dengan cara menggabungkan banyak control loop ke dalam satu sistem kontrol yang lebih besar, artinya semua mesin akan saling terhubung.

Bila ada mesin dalam control loop tertentu yang mengalami error, kemungkinan besar loop yang lain akan ikut terpengaruhi. Baik loop di sekitar control loop yang bermasalah maupun yang jaraknya jauh tapi tersambung dalam satu DCS.

Jika terjadi masalah yang serius dan berhubungan dengan keamanan sampai sistem harus mati secara otomatis, maka seluruh mesin yang tergabung dalam DCS tersebut akan ikut mati.

Sebenarnya mematikan sistem secara otomatis waktu ada masalah fatal bisa menghindari resiko kerusakan semakin besar.

2. Perlu Pelatihan Khusus agar Operator bisa Mengontrol DCS dengan Benar

Walaupun penggunaan DCS semakin marak beberapa tahun ke belakang, tapi masih banyak juga manufaktur yang tidak mau pindah dari PLC karena harus mengeluarkan biaya untuk pelatihan tim operatornya lagi.

Cara mengoperasikan PLC dengan DCS memang tidak sama. Kebanyakan engineer lulusan lama juga lebih berpengalaman mengoperasikan Programmable Logic Controller dibandingkan Distributed Control System. Oleh karena itu, hal ini jadi problematik di kalangan para pemilik manufaktur.

Kelebihan Penggunaan DCS

Kelebihan Penggunaan DCS

Berdasarkan situs Power Engineering, DCS juga bisa memberikan beberapa manfaat dibandingkan penggunaan PLC, di antaranya:

1. Fleksibel

Selain bisa menangani sistem otomasi skala besar, DCS juga bisa digunakan sebagai standalone system control alias sistem kontrol yang berdiri sendiri dan menangani satu control loop saja.

Cara ini digunakan oleh manufaktur-manufaktur baru yang memang ingin mengembangkan perusahaannya dalam waktu yang relatif cepat.

Ketika ingin menambahkan mesin baru ke dalam sistem, operator bisa langsung mengintegrasikannya ke DCS dan langsung ter-update dalam controlling database.

2. Proses Monitoring yang Lebih Mudah

DCS memiliki communication network yang lebih lengkap dan mudah dibaca. Dalam controller, operator bisa melihat grafik data dari hasil data monitoring, alarming and control, dan data logging.

I/O juga tersambung dengan mesin-mesin yang berada di lapangan, misalnya aktuator, sensor, Remote Terminal Unit, Dampers, Air Velocity (AV), dan lainnya. Sehingga bisa mengirimkan data report secara real time selama mesin sedang beroperasi.

Tim operator yang bertugas untuk memonitor seluruh sistem automasi juga akan mendapatkan data vital seperti temperature dan pressure pada setiap mesin.

Hebatnya lagi, semua data ini bisa dimonitor dalam satu tempat saja. Tidak perlu lagi berkeliling dan memeriksa tiap PLC.

3. Lebih Akurat dan Mempermudah Proses Updating

Terakhir, proses updating kebutuhan atau perintah untuk seluruh sistem akan jadi lebih mudah jika menggunakan DCS. Dengan adanya configuration tools, proses memperbarui perintah jadi jauh lebih cepat.

Configuration tools pada Distributed Control System sendiri bisa mengatur 4 hal, yaitu:

  • Database
  • Control logic
  • Graphic
  • System security

Ketika ingin mengupdate satu elemen pada mesin, maka seluruh control loop bahkan seluruh sistem kontrol bisa langsung ter-update.

Tentunya Anda juga tetap bisa mengganti logic atau system security untuk satu loop saja.

Dan seperti pada proses monitoring, proses updating sistem kontrol dari seluruh mesin yang ada di dalam pabrik bisa dilakukan di satu tempat oleh satu operator.

Jadi mana yang akan Anda pilih, Distributed Control System atau Programmable Logic Controller? DCS memang lebih fleksibel dan bisa menangani large scale manufacture dengan satu sistem kontrol. Tapi PLC juga lebih dianggap lebih efisien karena banyak engineer dan operator yang berpengalaman dalam mengoperasikan sistem satu ini.

Temukan solusi untuk kebutuhan proses otomasi industri, sistem dan kontrol pneumatic, dan lainnya di Laskar Otomasi. Kunjungi website kami di sini!

Open chat