Butuh Bantuan?
Jangan sungkan untuk langsung menghubungi kami
di melalu telepon dan email di bawah ini:
Dalam sebuah sistem otomasi, Distributed Control System atau DCS adalah salah satu elemen yang paling penting. Sebab system ini merupakan bagian dari sistem kontrol untuk semua sistem otomasi yang sedang beroperasi.
Distributed Control System (DCS) kini sudah diaplikasikan di banyak bidang industri, baik skala besar. Bahkan sistem kontrol ini dianggap sebagai alternatif terbaik dari sistem Scada yang telah hadir lebih lama.
Untuk lebih jelasnya tentang DCS, mari kita bahas dasar-dasarnya dalam artikel berikut ini.
Point dalam Artikel ini:
Table of Contents
Dikutip dari situs Electrical Technology, DCS merupakan sebuah sistem kontrol yang digunakan dalam complex industrial process alias sistem automasi dalam industri dengan proses yang lebih kompleks.
Sesuai dengan namanya, DCS bekerja dengan cara terdistribusi di masing-masing bagian sistem komunikasi dan sistem kendali yang dibutuhkan. Tidak seperti Scada yang sifatnya lebih centralized control system.
Oleh sebab itu, proses sistem otomasi yang menggunakan Distributed Control System dianggap lebih efisien dari segi kontrol proses maupun reliability.
Saat ini sistem kontrol DCS sudah digunakan dalam banyak lapangan industri, mulai dari chemical plant, oil and gas industri, nuclear power plant, automobile industry, hingga water management system.
Dikutip dari situs What is Piping, DCS punya lima elemen dasar, yaitu:
Kelima elemen ini akan saling berbagi data dari sensor dan berkomunikasi untuk melakukan proses atau eksekusi yang dibutuhkan.
Tugas dari operator sendiri hanyalah memonitor sistem kontrol dalam control room dan bertindak hanya bila ada kesalahan dalam salah satu field control maupun seluruh kontrol proses.
Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya, Distributed Control System bekerja dengan mengandalkan sensor dan komunikasi antar terminal dari aktuator.
Sederhananya, sensor dalam DCS menerima data proses dan mengirimkan ke modul local I/O. Dalam tahap ini, aktuator akan bekerja untuk mengontrol process parameter yang diterima dan akan dikirim.
Data yang diterima dari setiap sensor akan dikumpulkan ke dalam proses kontrol melalui field control.
Jika Distributed Control System yang dipasang menggunakan smart devices, maka proses kontrol bisa langsung dikirim tanpa harus dikumpulkan.
Seluruh proses kontrol tersebut akan dianalisa dan menghasilkan output berdasarkan control logic di dalam masing-masing controller. data ini akan dikembalikan ke kontrol lapangan melalui aktuator.
Layaknya semua control system, DCS juga bisa melakukan kesalahan. Apalagi arsitektur DCS bekerja secara otomatis melalui logic controller.
Oleh karena itu setiap operator akan diberi pelatihan mengenai apa saja kesalahan yang bisa terjadi dalam sistem kontrol ini, seperti:
DCS terdiri dari tiga arsitektur utama. Arsitektur DCS yang pertama digunakan untuk high speed communication dan bertukar data dalam ruang lingkup yang lebih sempit. Contoh tugas dari atribut ini adalah data presentation, kontrol proses, supervisor proses, pelaporan data informasi, dan information storing.
Sedangkan atribut kedua digunakan untuk eksekusi sistem automasi. Arsitektur DCS yang ini punya tugas lebih advance karena ruang lingkup sistem kendali yang harus diatur lebih luas dan perintah yang perlu dieksekusi lebih kompleks.
Untuk atribute yang ketiga sekaligus terakhir, dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu:
Engineering workstation merupakan supervisor controller yang mengawasi seluruh sistem DCS. Dalam sistem Scada, ruangan ini mirip dengan control room.
Di dalam ruangan ini, terdapat komputer khusus untuk mengatur dan mempersiapkan DCS, mulai dari membuat loop baru, configuration, dan mempersiapkan dokumentasi dari setiap input dan output.
Berbeda dengan engineering room, operation station atau HMI hanya digunakan untuk memonitor seluruh kinerja sistem DCS saja.
Dalam ruangan ini hanya ada monitor atau komputer dengan software untuk kebutuhan monitoring seperti DigVis.
Operating station bahkan bisa hanya punya satu komputer dan satu monitor jika memang skala sistem otomasi yang dikontrol oleh DCS tidak begitu besar.
DCS dan Scada memang sama-sama sistem yang digunakan untuk memonitor serta mengontrol proses dalam sistem otomasi. Namun, kenapa industri tertentu lebih memilih DCS dibandingkan Scada atau sebaliknya?
Hal tersebut tentunya disebabkan karena ada perbedaan antara DCS dan Scada, baik dari segi hardware yang digunakan, component, reliability, dan tentunya result.
Jika Anda masih bingung harus memilih DCS atau Scada, kami akan menjelaskan perbedaan kedua sistem kontrol ini secara sederhana.
Jika Anda masih belum bisa menentukan harus menggunakan DCS atau Scada, Laskar Otomasi dapat memberikan konsultasi singkat berdasarkan kebutuhan masing-masing industri yang Anda jalani.
Laskar Otomasi Gemilang merupakan distributor resmi kebutuhan sistem otomasi sekaligus penyedia solusi bagi Anda yang ingin menggunakan industrial automation system.
Di sini, kami punya field operator dan engineering profesional dengan latar belakang pendidikan formal serta pengalaman dalam dunia engineering untuk keperluan industri.
Laskar Otomasi juga sudah bekerja sama dengan produsen kebutuhan industrial automation system seperti FESTO, NORD, Vega, Omron, dan Phoenix.
Jadi jika industri yang Anda jalani membutuhkan kontrol berupa DCS maupun Scada, jangan ragu untuk langsung menghubungi Laskar Otomasi. Kami dapat memenuhi semua perangkat yang dibutuhkan untuk instalasi control system sekaligus memberi pelatihan singkat untuk mengoperasikan, maintenance, dan memonitor system tersebut.