Mengenal Cara Kerja, Kegunaan, dan Jenis Relay

Kategori: 

Ada banyak penerapan sistem otomasi dalam dunia industri, salah satunya adalah relay. Sistem ini banyak digunakan pada elektronika atau dunia otomotif.

Relay

Apakah itu relay dan apa saja fungsi serta bagaimanakah cara kerjanya? Simak jawaban selengkapnya pada konten berikut ini :

Pengertian Relay

Relay adalah komponen elektronika berupa saklaryang dioperasikan secara listrik dan terdiri dari 2 bagian utama yaitu Elektromagnet (coil) dan mekanikal (seperangkat kontak Saklar/Switch). Komponen ini menggunakan prinsip elektromagnetik untuk menggerakkan saklar sehingga arus listrik yang kecil dapat menghantarkan listrik bertegangan lebih tinggi.

Contohnya relay yang memiliki elektromagnetik 5V dan 50 mA mampu menggerakan Armature Relay untuk menghantarkan listrik 220V dan 2A. Relay dapat dibeli secara offline maupun online salah satunya di PHOENIX CONTACT.

Bukan hanya pada panel listrik saja, komponen elektronika yang satu ini juga ada starter dan juga klakson mobil serta jenis kendaraan lainnya.

Fungsi Relay

Ada beberapa fungsi relay yang perlu Anda ketahui yaitu :

  • menjalankan fungsi logika (logic function)
  • memberikan fungsi penundaan waktu (Time Delay Function)
  • mengendalikan sirkuit tegangan tinggi dengan bantuan dari sinyal tegangan rendah.
  • melindungi motor ataupun komponen lainnya dari kelebihan tegangan maupun hubungan singkat arus listrik.

Komponen Relay

Relay memiliki tiga komponen utama yaitu common, koil, dan kontak. Berikut masing-masing penjelasannya :

  • Common : bagian yang menyambung Normally Close (dalam keadaan normal).
  • Koil : disebut juga kumparan yang berfungsi untuk menciptakan medan magnetik.
  • Kontak : terdiri atas normally open dan normally close. Normally open adalah kondisi awal sebelum sakelar diaktifkan maka akan selalu berada pada posisi terbuka, sedangkan normally close adalah kondisi awal sebelum sakelar diaktifkan maka akan selalu berada pada posisi tertutup.

Di dalam relay ada berbagai komponen tambahan yang masing-masing juga memiliki fungsi sendiri-sendiri yaitu :

1. Electromagnet (Coil)

Electromagnet berfungsi untuk menghantarkan arus listrik ke iron core dan membuat armature merubah posisi awalnya. Selain itu juga berfungsi membentuk medan magnet ketika memeroleh tegangan listrik yang sesuai tegangan relay.

Electromagnet atau coil berbentuk lilitan kawat tembaga berlapis email.

2. Armature

Armature adalah sebuah material berupa lempengan logam yang berfungsi sebagai tuas kontak yang bergerak merubah posisi kontak. Perubahan posisi ini bergantung dari sifat magnetik komponen besi yang mempengaruhinya.

3. Spring

Spring adalah modul yang berfungsi mengatur kondisi dari armature. Jadi, apabila ada aliran listrik dari coil maka spring bakal mendorong sisi belakang armature ke atas sehingga posisinya berubah.

4. Switch Contact Point

Switch Contact Point adalah saklar yang berfungsi sebagai kontak output relay. Ada dua kondisi yaitu normally open dan normally close.

Maksud dari normally open adalah kontak normal saat lilitan A1 dan lilitan A2 belum memperoleh tegangan atau juga disebut sebagai kontak tertutup. Sedangkan normally close artinya adalah kontak relay secara normal ketika lilitan A1 dan A2 belum mendapatkan tegangan disebut sebagai kontak terbuka.

5. Inti Besi

Bagian inti besi memiliki dua fungsi dalam sistem ini. Fungsi pertama yaitu dengan sifat magnetiknya berperan dalam hal menarik armature sehingga bisa mengubah posisi switch contact points.

Fungsi kedua yaitu menjadi bahan bersifat magnetik saat terinduksi dari coil elektromagnetik.

Cara Kerja Relay

Bagaimanakah prinsip dan cara kerja dari relay itu? 

Jadi, ketika kumparan elektromagnetik yang didalamnya terdapat logam feromagnetis dialiri arus listrik maka akan timbul medan magentik sementara. Selanjutnya bakalan menarik tuas armature sehingga posisi kontak switch atau saklar jadi berubah. Jika sebelumnya adalah normally close berubah menjadi normally open.

Nah sifat magnetik sementara ini akan terus ada selama coil elektromagnetik masih dialiri listrik. Contoh penerapan sederhana relay adalah lampu otomatis 220 VAC yang dikontrol rangkaian sensor cahaya dengan tegangan hanya 6 Volt DC.

Relay

Jenis Relay

Berikut ini beberapa jenis relay yang sangat mudah ditemui dalam kehidupan sehari-hari :

1. Relay Elektromagnetik

Dirancang khusus menggunakan listrik mekanik dan magnetik. Ciri lainnya yaitu adanya coil dalam kontak mekanis. Maka dari itu, ketika coil diaktifkan oleh sistem supply, maka kontak mekanis akan terbuka.

2. Relay Induksi

Relay Induksi merupakan komponen pelindung dalam listrik AC dan DC. Gerakan pada kontak mekanis terjadi karena konduktor cawan bergeser melalui interaksi fluks elektromagnetik.

3. Relay Daya Tarik

Jenis relay yang satu ini dapat digunakan pada aliran listrik berarus searah maupun bolak-balik. Saat coil dialiri arus listrik, bagian besinya akan tertarik.

Jika hal tersebut terjadi, maka bisa merubah posisi dari off menjadi on. Relay ini tidak memiliki waktu delay sehingga tidak cocok dipakai pada operasi instan.

4. Relay Penahan Magnetik

Merupakan jenis relay yang menggunakan magnet permanen dengan remitansi tinggi supaya arus listrik tetap stabil. Selain itu juga untuk melindungi rangkainnya dari konsleting listrik yang berpotensi kebakaran.

5. Relay Hibrida

Merupakan gabungan dari relay elektromagnetik dan komponen-komponen lainnya. Bagian inputnya berisi rangkaian elektronik yang bisa menjalankan fungsi kontrol dan perbaikan.

6. Reed Relay

Terdiri atas sepasang stripe magnetic yang tersegel pada tabung gelas. Medan magnet pada coil yang melilit membuatnya menjadi bergerak sehingga terjadi perubahan posisi pada kontak mekanis.

7. Relay Thermal

Relay thermal adalah relay yang mempunyai ciri khas ketika efek panas terkena kontak mekanis maka posisi kontaknya akan berubah. Relay thermal berfungsi untuk melindungi bagian-bagian komponen seperti tegangan, daya, dan arus listrik.

8. Solid State Relay

Merupakan relay dengan komponen utamanya yaitu Solid State. Supaya operasi switching bisa dilakukan tanpa harus memindahkan bagian apapun.

Selain itu, ada juga jenis relay berdasarkan jumlah pole dan throw. Pole adalah banyaknya kontak yang dimiliki sebuah relay sedangkan throw adalah banyaknya kondisi yang dimiliki sebuah kontak. Berikut ini jenis-jenisnya :

  • Single Pole Single Throw : relay yang mempunyai empat kaki terminal. Dua sebagai kontak point dan dua lainnya untuk coil.
  • Single Pole Double Throw : memiliki lima kaki terminal. Tiga sebagai kontak point, dua sebagai throw dan satu sebagai pole.
  • Double Pole Double Throw : memiliki delapan kaki terminal. Enam sebagai kontak point dan dua untuk saklar single pole double throw.

Selain jenis-jenis yang sudah disebutkan diatas, masih banyak lagi jenis-jenis relay lainnya yang tidak mungkin disebutkan semuanya pada artikel ini.

Keuntungan Menggunakan Relay

Memakai relay dalam sistem listrik atau elektromnika memberikan banyak sekali keuntungan yaitu :

  • Bisa memakai arus listrik kecil untuk mengendalaikan arus listrik besar.
  • Bisa mengendalikan lebih dari satu kontak komponen berkat adanya sebuah sinyal kontrol.
  • Bisa mengaktifkan maupun menonaktifkan peralatan yang sulit
  • Bisa mengamankan atau mengisolasi bahaya tegangan tinggi.
  • Dan masib banyak lagi keunggulan lainnya.

Demikian pembahasan lengkap seputar pengertian, fungsi, jenis-jenis, cara kerja, dan keuntungan memakai relay. Kalau Anda mencari relay, bisa langsung menghubungi Laskar Otomasi yang merupakan distributor resmi dari Phoenix.

Open chat